Jumat, 05 Juni 2015

Ijazah Palsu Muncul Karena Orientasi Gelar Lebih Penting DIbanding Kualitas

Mencuatnya isu penjualan ijazah palsu dari tingkat Sarjana hingga Doktoral sangat mengkhawatirkan. Bahkan konsumen ijazah bodong ini paling banyak dari kalangan pejabat.
Dikutip dari Fokusjabar
Pengamat dan Praktisi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan menilai fenomena tersebut karena orientasi gelar lebih dibutuhkan dibandikan kualitas.
“Buat apa gelar akademik kalau diperoleh instan. Kalau untuk jabatan birokrasi biasa, cukup kursus dan pendidikan, perjenjangan tidak perlu gelar akademik S2 atau S3,” ujar Cecep, Sabtu (6/6/2015).
Saat ini, lanjutnya, konsumen ijazah palsu menerpa terhadap penyelenggara Pemerintahan. Karena dalam mekanismenya, semakin tinggi gelar pendidikan, berdampak pada golongan dan gaji.
“Salah kaprah jika pejabat harus S2 atau S3. Ya, untuk jabatan tertentu barang kali betul, memang diperlukan sampai dengan S3. Tapi, kalau jabatan birokrasi biasa cukup S1,” tukasnya.
Menurut dia, pejabat publik yang mengharuskan bergelar tinggi itu salah kaprah. Beda halnya untuk jabatan tertentu, yang memang memerlukan pendidikan yang bergelar tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar